Perlukah Pasien Jantung Minum Obat Antibiotik Saat ke Dokter Gigi

Apakah setiap pasien jantung yang akan menerima perawatan gigi harus diberi antibiotik profilaksis.?

Berdasarkan tinjauan bukti-bukti ilmiah terbaru, sebagian besar pasien penderita penyakit jantung yang akan menerima perawatan gigi tidak memerlukan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi endokarditis.

Infeksi endokarditis (IE) adalah penyakit yang jarang terjadi namun dapat mematikan, di mana terjadi infeksi pada katup atau bagian dalam jantung. Infeksi ini terjadi bila bakteri ini memasuki aliran darah dan menuju jantung. Bakteri normalnya ditemukan pada berbagai tempat di dalam tubuh, termasuk kulit dan mulut.

Menurut panduan dari American Heart Association (AHA) dengan masukan dari American Dental Association (ADA), antibiotik kini hanya direkomendasikan untuk pasien dengan resiko IE tertinggi, meliputi orang-orang dengan katup jantung artifisial atau kondisi jantung kongenital tertentu, resipien transplantasi jantung yang mengalami masalah pada katup jantung, resipien bahan artifisial untuk memperbaiki defek jantung kongenital selama 6 bulan terakhir, dan pasien dengan riwayat IE.

Selama bertahun-tahun, AHA merekomendasikan bahwa pasien dengan kondisi jantung tertentu perlu mengkonsumsi antibiotik sesaat sebelum perawatan gigi. Hal ini dilakukan karena antibiotik diyakini dapat mencegah IE, yang sebelumnya disebut sebagai bacterial endocarditis.

Panduan AHA terbaru dipublikasikan dalam jurnal ilmiahnya, Circulation. Panduan ini untuk diterapkan dalam berbagai prosedur medis dan dental. ADA mempublikasikan bagian dari panduan terbaru ini yang relevan dengan bidang kedokteran gigi pada website-nya dan dalam Journal of the American Dental Association (JADA). Panduan ini didukung oleh Infectious Diseases Society of America dan oleh Pediatric Infectious Diseases.

Panduan baru ini dibuat berdasarkan bukti-bukti ilmiah baru yang memperlihatkan bahwa resiko penggunaan antibiotik pencegahan lebih besar daripada manfaatnya, bagi sebagian besar pasien. Resiko tersebut meliputi reaksi terhadap antibiotik yang merugikan, yang berkisar dari reaksi ringan hingga berat dan ada juga yang berakhir pada kematian. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga dapat mengarah kepada perkembangan bakteri yang resisten.

Para peneliti juga tidak menemukan bukti yang meyakinkan bahwa penggunaan antibiotik sebelum prosedur dental mencegah terjadinya IE pada pasien yang beresiko mengalami infeksi jantung. Jantungnya telah sering terekspos terhadap bakteri dari mulut yang dapat memasuki aliran darah selama aktivitas sehari-hari seperti saat menyikat gigi atau flossing.

Panduan baru ini berdasarkan tinjauan yang komprehensif dari studi-studi yang sudah dipublikasikan, yang menunjukkan bahwa IE lebih mungkin terjadi sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari daripada dari prosedur dental.

Panduan tersebut menyatakan bahwa pasien-pasien dengan penyakit jantung reumatik, penyakit katup bicuspid, calcified heart disease, atau kondisi jantung kongenital seperti defek septal ventrikular, defek septal atrial, dan kardiomyopati hipertropik yang dahulu rutin menggunakan antibiotik profilaktik kini tidak perlu lagi mengkonsumsi obat tersebut.

Rekomendasi ini berhubungan dengan banyak prosedur dental, meliputi pembersihan dan pencabutan gigi.
Panduan AHA ini menekankan bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut yang optimal dan melakukan prosedur oral higiene setiap hari lebih bermakna dalam mengurangi resiko IE daripada menggunakan antibiotik profilaktik sebelum menerima perawatan gigi.













.