Studi klinis banyak membuktikan bahwa stress,
depresi, dan kecemasan yang berkepanjangan berhubungan erat dengan
bermacam masalah gigi dan mulut. Salah satunya adalah dry mouth syndrome, dimana mulut kering karena berkurangnya aliran saliva
(air liur). Mulut kering juga dapat disebabkan oleh efek samping dari
obat-obatan yang dikonsumsi untuk mengatasi stress atau depresi.
Kondisi mulut kering ini berujung kepada bau mulut tak sedap, apalagi
pada orang dengan kebersihan gigi dan mulut yang buruk.
Selain itu, stress juga dapat mengakibatkan penderita mengalami bruxism
yaitu kebiasaan mengerat gigi terutama saat tidur malam yang lama
kelamaan dapat menyebabkan kerusakan gigi, kelainan pada sendi rahang
dan sakit kepala yang tidak jelas ujung-pangkalnya.
Tidak hanya itu, stress juga dikatakan dapat menjadi
pemicu dari masalah gigi dan mulut lain seperti sariawan yang hilang
timbul dan tidak kunjung sembuh, periodontitis
(penyakit pada jaringan periodontal yaitu gusi dan tulang rahang), dan
Lichen planus yaitu penyakit imun dengan gejala utama bercak putih dan
terkadang disertai bercak kemerahan di rongga mulut.