Makanan gorengan yang digoreng dengan minyak yang mengandung asam lemak jenuh apabila dikonsumsi akan dimetabolisme, akhirnya akan meningkatkan profil lipid dalam darah. Makin tinggi asupan asam lemak jenuh, makin tinggi kolesterol. Hal ini pada akhirnya akan memicu penyakit degeneratif, seperti jantung koroner atau stroke.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat konsumsi makanan yang digoreng, Prof.Dr.Ir.Made Astawan, ahli teknologi pangan Institut Pertanian Bogor, membagi kiatnya.
- Bila membeli minyak goreng pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan, caranya dengan membaca label kemasannya dengan baik dan teliti. Pilih minyak goreng yang mencantumkan informasi lengkap pada labelnya.
- Untuk yang mempunyai kadar kolesterol tinggi, pilihlah minyak yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (seperti minyak kacang dan minyak jagung).
- Jangan memilih minyak goreng hanya berdasarkan warna dan penampilan. Minyak yang jernih tidak selalu berarti lebih baik daripada minyak yang berwarna kuning pekat. Warna dipengaruhi oleh kandungan karotenoid dan komponen lain dalam minyak. Dalam beberapa hal adanya karotenoid justru menguntungkan bagi kesehatan.
- Sedapat mungkin gorenglah bahan makanan dengan sistem gangsa (sedikit minyak) agar tidak terjadi penyerapan minyak yang berlebihan ke dalam makanan yang digoreng serta pemakaian minyak berulang.
- Agar minyak goreng tidak mudah rusak, sebaiknya tidak memakai panas yang terlalu tinggi. Kendalikan besar kecilnya nyala api.
- Simpan minyak goreng di wadah yang tertutup rapat, dingin, dan terhindar dari sinar matahari agar tidak terjadi oksidasi dan tidak mudah tengik.
- Bersihkan wajan atau kuali penggorengan dengan deterjen hingga bebas dari kerak atau kotoran lainnya.
- Jangan biasakan menggunakan minyak bekas yang telah dipakai menggoreng berulang kali.
- Tiriskan minyak pada makanan gorengan sebelum dimakan. Bila perlu gunakan tisu atau kertas minyak untuk mengurangi lapisan minyak pada permukaan makanan.