Saat akan berlatih atau bertanding, banyak olahragawan membekalkan diri dengan snack bar
yang dapat dimakan kapan saja, terutama para atlet cabang olahraga
yang banyak menguras tenaga, sebut saja pelari, pemanjat tebing atau
pembalap sepeda.
Snack bar
ini didaulat oleh para atlet sebagai makanan penambah energi dengan
kandungan protein yang tinggi dan kaya serat,umumnya diperkaya dengan
aneka kacang, coklat, kismis, madu, dan berbagai bahan bergizi lainnya.
Tidak hanya atlet, makanan ini juga banyak diandalkan oleh para
profesional yang sibuk dan sering melewatkan makan siang. Label “sehat”
telah menempel pada snack bar ini, sehingga konsumen merasa aman saat
menyantapnya dan lepas dari rasa bersalah. Banyak yang tidak menyangka
bahwa di balik manfaat tersebut, makanan ini ternyata menyimpan bahaya
bagi kesehatan gigi sama halnya dengan candy bar atau gula-gula.
Meski
diklaim oleh para produsen sebagai makanan rendah gula, konsistensi
lah yang membuat makanan ini berpotensi besar sebagai kariogenik
(makanan penyebab karies). Snack bar berprotein tinggi ini cenderung
lengket, makanan yang lengket lebih lama bertahan dalam mulut dan makin
besar kemungkinan bagi bakteri untuk mengubahnya menjadi asam yang
merusak email gigi. Apalagi dipadu dengan sports drink atau minuman
berkarbonasi yang tinggi kandungan gula.
Lalu, apakah kebiasaan sehat ini harus dihentikan?
Jawabannya adalah kembali pada kebiasaan dan kesadaran masing-masing
dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Bukan snack bar yang menjadi
masalah, tapi sisa snack bar yang lengket dan menempel di gigi.
Kebanyakan olahragawan mengkonsumsi snack bar saat sedang rehat, di
atas sepeda, atau saat sedang berlari. Tentu saja tidak mungkin
menyikat gigi pada waktu-waktu tersebut, namun ada langkah yang dapat
diambil untuk menyiasatinya.