Liburan Panjang Menyebabkan Kemunduran Otak atau Short-Term Disability

Liburan memang selalu menyenangkan, selain dapat menyegarkan otak yang terkadang penat, liburan juga menjadi alternatif keluarga sebagai ajang kumpul-kumpul. Namun menurut hasil survey yang dilakukan The Hartford, sebuah perusahaan asuransi di Connecticut, 1 juta kasus kemunduran otak atau ‘short-term disability’ terjadi akibat adanya liburan panjang.

Di Amerika, ‘short-term disability’ banyak terjadi pada bulan November dan Desember, setelah mereka mengalami liburan panjang yang menyenangkan. Namun pada bulan januari dan Februari yang dingin, penyakit kemunduran otak sesaat itu mulai diikuti oleh beberapa penyakit seperti depresi, sakit pernapasan dan luka-luka. Dua pertiga dari partisipan diketahui mengalami gejala tersebut.

Para pakar menduga penyakit kemunduran otak sesaat itu disebabkan karena jarangnya otak diasah selama masa liburan. Sedangkan mereka yang mempunyai masalah pernapasan mengalami ‘short-term disability’ lebih banyak, terutama mereka yang menderita pneumonia (paru-paru).

Glenn Shapiro, wakil direktur dari The Hartford yang juga seorang konsultasi kesehatan mengemukakan analisisnya. “Ketika udara dingin, tubuh tidak sehat dan ditambah dengan liburan panjang, seseorang akan lebih mudah mengalami sindrom ‘malas’ yang membuat tubuh dan otaknya kurang produktif ketika masa liburan itu usai.” jelasnya.

Untuk menghindari terjadinya ‘short-term disability’, lakukanlah tips-tips berikut ini:
  1. Tetaplah berolahraga selama liburan.
    Olahraga dapat menjaga stamina Anda yang sudah mulai ‘turun’ saat Anda bermalas-malasan di hari libur.
  1. Tetap lakukan aktivitas yang bisa mengasah otak selama liburan.
    Sebisa mungkin, isi liburan Anda dengan berbagai kegiatan seperti membaca buku atau majalah yang dapat menambah pengetahuan Anda.
  1. Jaga kondisi tubuh.
    Jangan memaksa tubuh Anda untuk terus beraktivitas selama liburan, tapi juga jangan biarkan tubuh Anda tidak bergerak terlalu lama. Beraktivitaslah secukupnya dan beristirahatlah dengan waktu yang cukup, yaitu sekitar 6-8 jam per harinya.
Selain itu, pola makan selama liburan perlu Anda jaga. Jangan sampai setelah liburan panjang usai, Anda justru menderita sakit karena pola makan yang tidak terkontrol selama liburan.













.