Orang perlu makan sebagai sumber tenaga, menjaga
metabolisme tubuh, membantu proses pertumbuhan bagi anak-anak, dan
mengganti sel-sel yang rusak. Pada pertumbuhan anak, makan ini sangat
penting bagi perkembangan otak, intelegensi dan kematangan sosial. Namun
melatih anak untuk menyukai prosesi makan memang bukan perkara yang
mudah. Perlu kesabaran dan ketelatenan.
Menurut dr. Fiastuti Witjaksono MS, SpGK, seorang
dokter ahli gizi di Jakarta, makan bagi anak-anak memang perlu
direncanakan. “Perencanaan makan bagi si kecil bukan hanya berkaitan
dengan bagaimana membuat proses makan itu menarik bagi si kecil. Jumlah
kalori, jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi anak juga harus
diperhatikan,” ujarnya.
Jumlah kalori pada makanan anak harus sesuai dengan
kebutuhan, kalori yang masuk harus sesuai dengan kalori yang
dikeluarkan. “Kebutuhan kalori anak tentunya berbeda sesuai dengan
usianya. Untuk anak 1-3 tahun membutuhkan 1300 kal tiap harinya, 4-6
tahun 1800 kal dan 7-10 tahun 2000 kal,” tambah dr Fiastuti.
Pengaturan jadwal makanan pada anak juga harus
diperhatikan. Idealnya anak-anak tidak boleh melewatkan 3 makanan utama,
disamping itu boleh memberikan snak pada anak 2-3 kali dalam sehari.
“Yang sering dilewatkan oleh orang tua adalah sarapan. Kalau anak tidak
mau sarapan, biasanya orang tua akan menurutinya saja. Padahal justru
sarapan ini penting karena disinilah persiapan asupan energi untuk
beraktifitas diproses,” tandas dr Fiastuti.
Menurutnya keuntungan lain dari sarapan bagi
anak-anak adalah mempermudah penyerapan pelajaran bagi anak-anak usia
sekolah. Selain itu sarapan juga mencegah anak jajan makanan yang kurang
sehat di sekolah. Untuk itulah dia dr Fiastuti menyarankan bagi orang
tua untuk tidak melewatkan waktu sarapan bagi si anak.
Hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan
adalah jenis makanan yang dikonsumsi anak. “Komposisi makanan yang
seimbang harus diperhatikan. Konsumsi karbohidrat 45-65%, protein 10-25%
dengan perbandingan hewani: nabati 2:1, lemak 25-40% juga vitamin dan
mineral sebagai tambahan,” terang dr Fiastuti. Karbohidrat disini lebih
ditekankan pada karbohidrat kompleks seperti beras, gandum, terigu,
buah-buahan dan sayuran.