Berbagi Cerita Pengalaman Masa Lalu Meningkatkan Daya Ingat

BERBAGI cerita tentang masa lalu selalu saja menimbulkan kegelian. Pernahkah  Anda reuni bersama teman-teman lama dan membicarakan kekonyolan semasa masih di bangku sekolah? Tidak hanya cerita tentang masa sekolah, cerita apapun boleh, apalagi dibagi kepada orang lain. Sebab melibatkan diri dalam kelompok dan mulai berbagi kisah-kisah masa lalu, menurut para peneliti dari Exeter University, sangat baik untuk kesehatan. Perbincangan ini hanya memerlukan waktu 6 jam 30 menit saja. Hasilnya  terbukti bisa meningkatkan daya ingat kembali sebesar 12%."Angka ini  jauh lebih besar dibandingkan pengaruh pil mana pun."
Peningkatan memori ini, lanjut peneliti, juga berlaku pada penderita kepikunan, termasuk yang sudah memasuki stadium lanjut."Pasien ini juga mengalami kemajuan pesat, dengan peningkatan daya ingat sebesar 8%." Menurut peneliti, bertukar cerita mengenai petualangan dan pengalaman masa lalu akan melibatkan bagian otak yang sudah tidak aktif. Hal ini akan menyegarkan kembali kemampuan Anda untuk mengingat. Akan tetapi, terang peneliti, mengingat masa lalu satu per satu sendirian tidak akan berfungsi. Artinya, rasa kebersamaan dalam  kelompok sangat berperan dalam proses penggalian memori.

Kelompok, menurut peneliti Alex Haslam, merupakan obat yang sebenarnya dalam proses ini."Anda akan merasa berharga saat berada di antara teman-teman yang mengakui keberadaan Anda. Kelompok tersebut akan memberi Anda alasan untuk tetap hidup dan bergaul dengan orang lain," tutur Haslam, seperti dikutip situs dailymail.

Studi ini, menurut Haslam, menambah bukti betapa pentingnya peran kontak sosial terhadap kesehatan dan bahaya yang bisa diakibatkan oleh perasaan kesepain. Studi besar dari Amerika Serikat, lanjut dia, telah menemukan kalau pasien stroke yang terisolasi dari kelompok sosial berisiko 2 kali lipat lebih besar kembali mengalami stroke dalam waktu 5 tahun dibandingkan pasien yang memiliki kehidupan sosial yang baik.

Pada faktanya, kesepian meningkatkan kemungkinan mengalami stroke kedua. Faktor kesepian ini bahkan menjadi pemicu yang lebih kuat dibandingkan faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi dan tidak olahraga.

Studi-studi lainnya, terang Haslam, juga telah menemukan kalau terpisah dari teman-teman dan keluarga bisa meningkatkan tekanan darah, stres dan risiko depresi. Di samping itu, kesepian juga melemahkan sistem kekebalan tubuh dan daya tahan melawan penyakit.

Detail studi
Dalam studi ini, para peneliti melibatkan 73 partisipan yang tinggal di panti jompo Cornwall and Somerset. Para partisipan di bagi menjadi 3 kelompok selama 6 minggu. Kelompok pertama dilibatkan dalam sesi mengenang kembali masa lalu.

Dalam proses ini mereka didorong untuk berbicara mengenai kehidupan mereka, dimulai dengan masa-masa sekolah, kepala sekolah lama, botol tinta, pakaian pengantin serta benda-benda lain yang membantu membangkitkan memori dan menjaga agar percakapan tetap berlangsung, termasuk membagi pengalaman semasa perang. Kelompok kedua di minta satu per satu menceritakan kisah mereka kepada perawat. Sedang kelompok ketiga diminta bermain skittles (menggunakan botol kayu untuk permainan lempar bola).

Hasil studi menemukan, mengenang masa lalu terbukti bisa menyegarkan daya ingat. sedang kelompok ketiga yang bermain skittles bisa meningkatkan perasaan nyaman dan sejahtera. Hal ini, terang Haslam, menunjukkan betapa pentingnya peran aktivitas kelompok bagi kesehatan.













.