Memijat Anak Pijat Bayi Bolehkan Dilakukan

Saya ibu 2 anak, 4 tahun dan 3 bulan. Baikkah membiasakan memijat anak di saat anak mulai rewel (terutama yang bayi). Anak pertama pun dulu saya pijat. Namun hanya 1 kali saat masih bayi, karena dokternya melarang saya mengurut anak. Takut salah urut, terutama pada bagian perut. Tapi kini pada anak kedua ini saya sudah 3 kali mengurutnya. 
 
Hanya saja pada pemijatan ketiga ini saya agak khawatir. Anak terus menangis selama diurut. Kata si tukang pijit, karena badan anak saya sakit/pegal semua. Tapi 2 hari setelah diurut, anak saya malah rewel dan tak bisa nyenyak tidur, maunya digendong terus. Padahal badannya tak panas. Saya jadi menyesal membawanya ke tukang urut. Sebagai ganti urut, apakah anak cukup diberi vitamin saja? Seandainya memijat anak diperbolehkan, bagian mana saja yang boleh dan tak boleh diurut?
Anak kedua juga kepalanya lonjong/memanjang. Ia lahir normal di RS bersalin. Benarkah dengan jalan diurut saat ia mandi kepalanya bisa bulat lagi? Anak saya berkembang normal, walau saat tidur ia agak kesulitan mengubah posisi kepalanya, sehingga saya harus membantu mengubahnya. Apakah kondisi kepalanya ini akan membawa dampak bagi organ kepalanya, atau kecerdasannya kelak? Terima kasih. (Wulandhari -­ Banyuwangi, Jatim)
Pijat bayi, asal dikerjakan sesuai dengan kaidahnya, dikatakan bermanfaat dan dapat menambah berat badan, nafsu makan, serta relaksasi. Sayangnya, masih banyak yang belum profesional di bidang ini dan hanya mengandalkan naluri semata. Pijat bayi biasanya hanya berupa gerakan-gerakan mengusap yang dilakukan dengan ringan dan bukan menekan kuat. Sebaiknya anak jangan diurut saat ia sedang menderita sakit. Untuk mengetahui lebih lengkap, termasuk cara-cara pijat, Ibu dapat membaca buku-buku tentang pijat bayi yang banyak beredar di pasaran.

Bentuk kepala yang lonjong saat lahir adalah normal dan akan berubah dengan perjalanan waktu. Ini terjadi karena saat lahir, kepala harus melewati jalan lahir yang relatif sempit sehingga tulang tengkorak yang terdiri dari beberapa tulang mengalami perubahan bentuk (moulage). Hal ini tidak akan mempengaruhi fungsi otak maupun kecerdasannya. Tidak perlu dilakukan pengurutan apa-apa.

Bentuk kepala yang lonjong dapat juga merupakan faktor ras atau keturunan. Pada orang ras Kaukasoid biasanya bentuk kepalanya lonjong ke belakang dan wajah sempit. Sebaliknya, pada orang ras Mongoloid maupun Melayu, bentuk kepala pipih dengan wajah yang lebar. Semuanya adalah normal dan tak perlu diusahakan untuk mengubah bentuk.













.