Cara Mengajari Anak Belajar Berenang Sejak Dini

Akhir-akhir ini mulai bermunculan tempat yang menawarkan fasilitas bagi bayi untuk berenang. Sewajarnya, bersamaan dengan hal tersebut muncul kekhawatiran pada ibu-ibu mengenai risiko yang terkait dan waktu yang paling tepat bagi bayi tercinta untuk melakukan kegiatan dalam air.

Pertama, harus dibedakan antara belajar berenang (belajar napas, gaya bebas, dsb) dengan memperkenalkan air. Pada bayi istilah yang lebih tepat digunakan adalah memperkenalkan air, bukan berenang karena pada usia kurang dari 4 tahun perkembangan motorik bayi belum sesuai untuk mulai belajar berenang. Tetapi ini bukan berarti bayi tidak boleh diperkenalkan dengan air dan kolam renang. Hanya saja, bentuk kegiatan ini tidak bertujuan untuk membuat bayi dapat berenang, tetapi hanya untuk memperkenalkan bayi terhadap lingkungan baru dan yang baru.
Salah satu penelitian yang dilakukan tahun 2010 di Norwegia menunjukkan bahwa bayi-bayi yang mulai melakukan air pada usia 2-3 bulan terbukti mengalami kemajuan dalam keseimbangan (balance) dan kemampuan menggenggam serta memegang (grasping skills) yang lebih baik dibandingkan bayi-bayi yang tidak melakukan air. Beberapa literatur mengatakan perkembangan motorik yang jelas terlihat memang terletak pada bagaimana bayi menggunakan tungkainya. Mereka yang mulai berativitas di air relatif lebih cepat belajar menggunakan tungkainya dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu diperhatikan bahwa pada usia kurang dari 2 bulan, sistem imunitas bayi belum sempurna dan masih rawan terkena penyakit dari lingkungan sekitar, seperti diare, infeksi telinga dan saluran pernapasan. Oleh sebab itu, pada usia di bawah 2 bulan sebaiknya jangan dikenalkan dengan aktivitas di air. Aktivitas di air dapat dimulai pada usia 3 bulan ke atas. Selain itu, penting untuk diketahui pula bahwa sebelum usia 6 bulan, bayi belum mampu meregulasi suhu tubuhnya sendiri. Oleh sebab itu, penting untuk menggunakan air yang hangat untuk aktivitas fisik bayi, sebaiknya antara 27-30 derajat Celcius.

Mengenai tempat mana yang paling baik bagi bayi beraktivitas dalam air, sebenarnya sangat tergantung kondisi dimana air itu tertampung. Pada prinsipnya, lingkungan yang dianjurkan bagi bayi adalah:

  • Lingkungan kolam yang termonitor; selalu disertai penjagaan dan sebaiknya didampingi seseorang yang mengerti pemberian pertolongan pertama pada bayi dalam kondisi darurat.
  •  
  • Kadar klorin dalam kolam yang tidak terlalu tinggi karena dapat mengiritasi kulit bayi yang sensitif.
  •  
  • Suhu kolam yang terkontrol, antara 27-30 C.
  • Situasi kolam yang tidak terlalu ramai, karena dapat membuat bayi tidak nyaman.
  •  
Sebagai tambahan, untuk kolam renang umum yang terbuka (outdoor) jangan lupa untuk mengaplikasikan sunblock (tabir surya) pada bayi. Lotion tabir surya yang dipakai tentunya harus yang diformulasikan khusus untuk bayi.

Idealnya jumlah bayi dalam air selama seminggu mencapai kurang lebih 2 jam. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan 20-25 menit setiap hari selama 5 hari dalam seminggu atau 15-20 menit setiap harinya dalam seminggu. Untuk bayi di bawah 1 tahun tidak dianjurkan melakukan ini selama lebih dari 30 menit, karena risiko hipotermia akan jauh lebih besar sementara manfaatnya tidak berbeda dari sesi yang dianjurkan. Apabila kurang dari 15 menit setiap sesinya pun tidak efektif karena tidak memberikan waktu yang cukup bagi bayi untuk adaptasi dan mempelajari lingkungannya.

Untuk situasi dimana air kolam sudah diatur hangat, tidak terlalu penting menggunakan baju atau tidak. Biasanya pada kondisi ini, menggunakan swim diapers saja sudah cukup. Akan tetapi untuk menambah kehangatan tidak ada salahnya bayi menggunakan baju renang.













.