Membawa cairan pembersih tangan atau hand sanitizers
di dalam tas merupakan kebiasaan yang sering dilakukan. Apalagi
mengingat himbauan untuk selalu mencuci tangan guna terhindar dari wabah
flu yang sedang merebak belakangan ini. Benarkah hand sanitizers dapat menggantikan peran air dan sabun guna mencegah penyakit flu?
Menurut Food and Drugs Administration
(FDA), cairan pembersih tangan ini merupakan suplemen atau alternatif
dari mencuci tangan menggunakan air dan sabun. Bahan aktif yang
terdapat di dalamnya adalah alkohol atau dikenal dengan isopropanol,
ethanol, dan n-propanol. Bentuknya pun bervariasi, dari gel, foam
(busa), sampai bentuk cairan.
Penelitian epidemiologi yang dilakukan memang telah membuktikan efek yang menguntungkan dari hand sanitizers. Hand sanitizers efektif di dalam mengurangi penyakit gangguan usus dan pencernaan di rumah tangga, sekolah, dan asrama mahasiswa.
Pada awalnya di tahun 2002, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan hand sanitizers
berbahan dasar alkohol dengan kadar tinggi untuk digunakan oleh petugas
kesehatan ketika memeriksa dari pasien ke pasien lainnya selama tangan
dari petugas kesehatan tersebut tidak ternoda dengan darah, tinja,
atau cairan tubuh pasien. Hal ini dapat menghemat waktu pemeriksaan.
Apabila tangan petugas kesehatan ternoda dengan
cairan tubuh pasien, maka disarankan dicuci bersih terlebih dahulu
menggunakan sabun, mengeringkan tangan, dan kemudian baru menggunakan hand sanitizers agar lebih efektif.
Saat ini penggunaan hand sanitizers sudah
meluas ke masyarakat dan tidak lagi terbatas ke petugas kesehatan.
Mengingat hal tersebut, masyarakat perlu mengetahui kadar bahan aktif
yang efektif untuk memberantas kuman. Untuk mengurangi infeksi, FDA
merekomendasikan konsentrasi alkohol yang efektif untuk memberantas
kuman adalah 60% sampai 95% ethanol atau isopropanolol. Semakin tinggi
konsentrasi maka akan semakin tinggi kemampuannya untuk membunuh
bakteri. Berhati-hatilah dengan produk hand sanitizers yang
hanya memiliki konsentrasi alkohol 40%. Jenis ini tidak akan efektif
untuk mematikan bakteri dan justru dapat meningkatkan pertumbuhannya.
Pada konsentrasi yang sesuai, hand sanitizers
berbahan dasar alkohol dapat menjadi salah satu pelengkap untuk
membantu membersihkan tangan. Ditekankan oleh FDA bahwa bahwa hand sanitizers dalam hal ini bukanlah sebagai pengganti mencuci tangan dengan air dan sabun namun sebagai suplementasi atau tambahan.
Namun beberapa ahli mengatakan bahwa hand sanitizers
sendiri tidak lebih efektif dari air dan sabun. Penelitian yang
dilakukan mendapatkan hasil bahwa 90 menit setelah menggunakan hand sanitizers, jumlah bakteri di tangan akan tetap sama seperti sebelumnya. Hand sanitizers
sendiri dengan konsentrasi alkohol 60% lebih akan mematikan bakteri
dan dapat menginaktifkan beberapa jenis virus (tidak mematikannya),
termasuk virus flu dan virus common cold. Alkohol juga dapat mematikan jamur.
Dalam bahasan hand sanitizers yang masih
kontroversial, satu hal yang disepakati para ahli adalah : mencuci
tangan dengan sabun merupakan langkah utama penyebaran berbagai jenis
penyakit. Ditekankan bahwa sebaiknya masyarakat lebih memperhatikan
bagaimana mencuci tangan yang benar dibandingkan dengan produk apa cuci
tangan tersebut mereka lakukan. Jangan lupa untuk mengeringkan tangan
setelah mencucinya karena kelembaban juga menyuburkan pertumbuhan
bakteri.
Namun apabila Anda ingin menggunakan hand sanitizers, perhatikanlah jumlah yang harus Anda ambil agar cukup efektif. Tuangkan hand sanitizers
dalam bentuk jelly atau busa sampai tangan basah, kemudian gosokkan
kedua tangan sampai kering. Apabila tangan Anda kering dalam waktu
10-15 detik, berdasarkan guideline CDC untuk petugas kesehatan, berarti
Anda tidak menggunakannya dalam jumlah yang cukup.
Sumber : wechealthunit.com
Bagaimanapun juga, mencuci tangan dengan air dan sabun tetap lebih unggul dibandingkan dengan penggunaan hand sanitizers untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk di dalamnya penyakit flu. Hand sanitizers hanyalah alternatif ‘penambah’ dan tidak dapat menggantikan peran cuci tangan.