Tidak semua orang bisa menikmati enaknya minuman
dingin dan es krim, malah kalau bisa cenderung dihindari. Alasannya?
Gigi terasa ngilu tajam saat bersentuhan dengan air es yang dingin.
Pada sebagian orang, gigi juga bisa terasa ngilu saat terkena tiupan
angin, atau saat berkontak dengan makanan yang asam. Hal ini sering kali
dianggap angin lalu, dan penderita jarang datang ke dokter gigi untuk
mengatasinya karena mereka menganggap ini bukan masalah kesehatan yang
serius. Padahal masalah ini patut mendapat perhatian dan tidak
dibiarkan saja, dengan harapan akan hilang dengan sendirinya.
Sebetulnya istilah gigi hipersensitivitas tidak begitu tepat. Di kalangan kedokteran gigi, fenomena ini dikenal dengan dentin hipersensitivity.
Tidak setiap rasa ngilu disebabkan oleh hipersensitivitas. Karies
(lubang gigi) yang mencapai dentin juga dapat menimbulkan keluhan ngilu
saat gigi berkontak dengan makanan/minuman dingin atau manis dan asam.
Selain itu bisa juga karena gigi patah, karies sekunder yang terjadi
di bawah tambalan.
Agar
mekanisme gigi hipersensitif dapat dipahami, ada baiknya kita melihat
lagi anatomi gigi. Gigi terdiri dari lapisan-lapisan. Struktur gigi
terluar adalah yang paling keras, disebut email. Email bisa keras
karena tersusun oleh kristal hidroksi apatit. Di bawah email terdapat
dentin yang terdiri dari tubuli atau pori, dan jauh lebih lunak
daripada email. Dentin berbatasan dengan ruang pulpa yang berisi
serabut syaraf. Ujung serabut syaraf ini ada yang terletak di ujung
tubuli dentin. Bila ada rangsangan, serabut syaraf yang terletak di
ujung tubuli dentin akan terstimulasi, maka timbullah rasa ngilu.
Rangsangan ini contohnya rangsangan thermal (suhu panas/dingin),
terutama dingin. Gigi juga dapat menjadi hipersensitif setelah prosedur
pemutihan gigi/dental bleaching.
Ngilu sesaat yang tajam saat gigi sama sekali tidak
ada karies atau kelainan gigi lainnya adalah ciri dari
hipersensitivitas dentin. Biasanya, daerah yang paling sering
mengalami hipersensitif adalah daerah leher gigi terutama pada
permukaan gigi yang menghadap bibir. Seperti yang terlihat pada gambar
di atas, dentin di daerah leher gigi lebih tipis. Di daerah akar tidak
tertutup lapisan email. Jadi bila email di daerah leher gigi mengalami
abrasi, otomatis dentin akan terbuka dan dapat mengarah ke
hipersensitivitas dentin.
Kalkulus/karang
gigi awalnya menumpuk di daerah leher gigi, dan lama kelamaan gusi
dapat menjadi resesi/menurun karena penumpukan kalkulus semakin banyak.
Setelah dilakukan scaling (pembersihan karang gigi), biasanya gigi
terasa ngilu, karena permukaan akar yang tadinya tertutup oleh karang
gigi sekarang bersih dan dentin menjadi terbuka.
Hipersensitivitas dentin juga dapat terjadi secara
fisiologis (alamiah), yaitu pada orang tua di mana umumnya gusinya
menurun atau resesi gingiva. Resesi gingiva ini semakin bertambah
seiring dengan pertambahan usia.
Dapat
dilihat pada gambar, permukaan gusi yang seharusnya menutupi akar
menurun sehingga akar terbuka. Gigi jadi terlihat seolah-olah lebih
panjang.
Pencegahan dentin hipersensitif
Bahan makanan yang bersifat erosif seperti buah-buahan yang asam, jus buah yang asam, dan minuman beralkohol memegang peranan dalam dentin hipersensitif. Asam yang timbul dari lambung pada orang dengan masalah pencernaan juga rentan untuk mengalami dentin hipersensitif. Selain itu, menyikat gigi dengan pasta gigi yang abrasif juga dapat mengabrasi permukaan dentin di daerah leher gigi. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk menyikat gigi langsung setelah mengkonsumsi makanan/minuman yang asam untuk mengurangi efek merusak dari asam dan abrasi. Sebaiknya diberi jeda waktu antara 2-3 jam. Menyikat gigi juga tidak perlu dengan tekanan berlebihan dan lakukan dengan arah vertikal dari atas ke bawah.
Bahan makanan yang bersifat erosif seperti buah-buahan yang asam, jus buah yang asam, dan minuman beralkohol memegang peranan dalam dentin hipersensitif. Asam yang timbul dari lambung pada orang dengan masalah pencernaan juga rentan untuk mengalami dentin hipersensitif. Selain itu, menyikat gigi dengan pasta gigi yang abrasif juga dapat mengabrasi permukaan dentin di daerah leher gigi. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk menyikat gigi langsung setelah mengkonsumsi makanan/minuman yang asam untuk mengurangi efek merusak dari asam dan abrasi. Sebaiknya diberi jeda waktu antara 2-3 jam. Menyikat gigi juga tidak perlu dengan tekanan berlebihan dan lakukan dengan arah vertikal dari atas ke bawah.
Perawatan dentin hipersensitif
Perawatan dentin hipersensitif dapat dilakukan sendiri di rumah atau oleh dokter gigi di tempat praktek.
Perawatan dentin hipersensitif dapat dilakukan sendiri di rumah atau oleh dokter gigi di tempat praktek.
- Perawatan di rumah
Pasien dapat mengurangi hipersensitivitas dentin di
rumah dengan menggunakan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung
bahan aktif tertentu. Sebagian besar pasta gigi desensitisasi yang
beredar di pasaran saat ini mengandung potassium salt seperti potassium
nitrate, potassium chloride, atau potassium citrate.
Konsumen dituntut jeli dalam memilih bahan pasta gigi
yang mengklaim dapat mengurangi gigi hipersensitif. Telah dilakukan
penelitian yang menguji efektifitas pasta gigi yang mengandung
potassium citrate. Ion potassium diyakini dapat berdifusi ke tubuli
dentin dan mengurangi kemungkinan terstimulasinya syaraf, sehingga
hipersensitivitas dentin berkurang.
Banyak pasta gigi yang juga mengandung bahan aktif
lain seperti fluoride dan bahan antiplak. Aplikasi fluor topikal
membuat adanya penghalang di permukaan gigi dengan terbentuknya
presipitat kalsium florida (CaF2) sehingga tubuli dentin tertutup.
Akibatnya hipersensitivitas dentin dapat berkurang.
Cara menyikat gigi juga patut diperhatikan.
Kebanyakan orang banyak berkumur-kumur setelah menggosok gigi.
Sebetulnya kumur-kumur tidak perlu terlalu banyak karena kumur dengan
air dapat menyebabkan bahan aktif menjadi larut dan terbuang dari mulut
sehingga efektifitas dari pasta gigi menjadi berkurang.
- Perawatan oleh dokter gigi
Untuk mengurangi dentin hipersensitif, dokter gigi
mengaplikasikan bahan desensitisasi yang tujuannya untuk menutup tubuli
dentin sehingga mengurangi hipersensitifitas. Bahan tersebut dapat
mengandung fluoride, atau potassium nitrate, atau bahan aktif lainnya.
Namun, agen desensitisasi tersebut biasanya tidak bertahan terlalu
lama, efeknya hanya sementara.