Nutrisi selama masa kehamilan sangat menentukan masa depan sang bayi. Semua sangat tergantung pada masa kehamilan. "Kecenderungan
potensi penyakit degeneratif dari yang bayi miliki kelak mencapai
dewasa sangat tergantung dari pola asupan nutrisi semasa ibu
mengandung," demikian disampaikan dr. Aditya Kusuma, Sp.OG ketika
mengemukakan hipotesis Barker; Fetal Origins of Adult Disease pada acara
talkshow yang diselenggarakan oleh @selamatkanibu.
Dilain sisi, status asupan nutrisi masa
kehamilan juga menentukan bakat potensi bayi pasca kelahiran pada
paparan gizi buruk. Meninjau lambatnya laju angka penurunan kasus gizi
buruk di Indonesia dibandingkan tahun-tahun yang lalu, juga merupakan
parameter fenomena rendahnya kesadaran ibu selama masa kehamilan pada
esensi pentingnya nutrisi selama masa kehamilan demi kesehatan janin.
Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, prevalensi anak balita pendek 35,6%
atau turun 1,2% dibandingkan 2007, sebesar 36,8% berdasarkan hasil
riset serupa. Dilain aspek, prevalensi anak balita gizi kurang dan
buruk hanya turun 0,5% dari 18,4% pada 2007 menjadi 17,9%pada 2010.
Prevalensi anak balita kurus 13,3%, turun 0,3% dari 2007.
Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan yang
terhambat menggambarkan adanya masalah gizi. Permasalahan itu terkait
gizi kurang dan buruk pada anak serta ibu hamil.
Wilson Siahaan, Project Coordinator dari
United Nations Millennium Campaign (UNMC) pada kesempatan yang sama
menekankan, bahwasanya hal asupan nutrisi ibu yang memberikan dampak
skala waktu yang sangat panjang kepada bayi. "Isu ini (asupan nutrisi
selama masa kehamilan) sangat bersinergi dengan isu-isu yang ditekankan
pada program MDG(s) 4 dan MDG(s) 5," jelas Wilson.