Diabetes
Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh di mana hormon
insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar
gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi
energi.
Pada
penderita diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi
insulin, sehingga jumlah insulin beredar dalam tubuh tidak mencukupi
kebutuhan. Lain halnya pada diabetes tipe 2, hormon insulin tetap
diproduksi namun tidak dapat berfungsi dengan baik. Menurut Prof.
Sidartawan SpPD, sebagian besar penderita diabetes di Indonesia mengidap
diabetes tipe 2. Diabetes tipe ini secara umum biasa dikaitkan dengan
usia lanjut. Diabetes tipe 2 ini juga disebabkan karena obesitas
(kegemukan) dan gaya hidup yang tidak sehat (pola makan tinggi lemak,
dan jarang berolah raga).
Mengapa kesehatan rongga mulut sangat penting pada penderita diabetes?
Kadar
gula darah yang tidak terkontrol menyebabkan penderita diabetes
beresiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mulut. Diabetes
yang tidak terkontrol mengganggu sel darah putih dan sel-sel imun
seperti neutrofil, monosit dan makrofag yang berfungsi untuk pertahanan
tubuh. Hal ini menyebabkan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri
menjadi menurun, dan penderita menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Di tambah lagi dengan adanya peningkatan kadar sel radang dalam cairan
saku gusi,menyebabkan jaringan periodontal lebih mudah terinfeksi dan
menyebabkan kerusakan tulang.
Penderita Diabetes Mellitus rentan terhadap masalah-masalah dalam rongga mulut seperti:
- Mulut kering (xerostomia).
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing,
di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan
dan kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan
menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya
ulserasi (luka), infeksi, dan lubang gigi.
- Radang gusi (gingivitis) dan radang jaringan periodontal (periodontitis).
Selain
,merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah
menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan
produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan
tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis adalah penyakit
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jadi infeksi bakteri pada
penderita diabetes lebih berat.
Ada
banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat
periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan
faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya jaringan
periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi
rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit
periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak
menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi
pada orang dewasa.
- Luka sukar sembuh.
Diabetes yang tidak terkontrol membuat
penyembuhan luka pada penderita diabetes lebih lama dan lebih sulit
daripada orang normal, karena adanya gangguan aliran darah ke tempat
terjadinya luka.
- Oral thrush.
Penderita
diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi
sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi
penderita diabetes yang merokok, resiko terjadinya infeksi jamur jauh
lebih besar.
Jadi, poin-poin yang harus diperhatikan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada penderita diabetes adalah :
- Jaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah normal, terutama dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.
- Jaga kebersihan gigi dan mulut sebaik mungkin, agar memperkecil resiko terjadinya karies, gingivitis, ataupun periodontitis. Masalah yang terjadi di rongga mulut penderita diabetes dapat mengarah ke penyakit lain.
- Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak mencabut gigi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, luka pada penderita diabetes sukar sembuh. Ini termasuk juga luka setelah pencabutan gigi. Selain itu juga ada resiko terjadinya infeksi sekunder dan pendarahan yang cukup banyak setelah tindakan oleh dokter gigi. Oleh karena itu dokter gigi akan memberikan tindakan premedikasi bila dipandang perlu, sebelum melakukan tindakan perawatan pada penderita diabetes.
- Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang tinggi. Normalkan dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali.
- Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak terjaga.