Gigi
yang berubah warna, misalnya gigi kuning pada peminum teh/kopi atau
pada perokok, dapat diputihkan kembali hingga derajat tertentu dengan
perawatan ini menggunakan bahan kimia. Meskipun merk-merk yang umum
digunakan dokter gigi di klinik sudah lolos uji dan dinyatakan aman,
prosedur ini tetap berpotensi menimbulkan efek samping. Bahan kimia yang
digunakan untuk pemutihan gigi di klinik umumnya hidrogen peroksida
dengan kadar efektif untuk memutihkan gigi yaitu sekitar 30-35%. Bahan
ini dapat memicu timbulnya rasa ngilu pada gigi selama atau setelah perawatan.
Beberapa jenis merk bahan pemutih gigi
mengeluarkan produk yang disebut desensitizing agent, biasanya
mengandung fluor yang dapat diaplikasikan di permukaan gigi untuk
mengurangi rasa ngilu. Namun jika bahan ini tidak tersedia, pasien dapat
menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif.
Berbagai penelitian klinis menunjukkan hasil bahwa penggunaan pasta
gigi yang mengandung potassium nitrate cukup efektif mengurangi rasa
sensitif pada gigi. Potassium nitrate bekerja dengan cara menumpulkan
saraf sensorik pada gigi sehingga rasa ngilu berkurang. Pasta gigi yang
mengandung strontium chloride juga dapat digunakan, yang bekerja dengan
cara menutup “pori-pori” gigi (lubang mikroskopis pada lapisan gigi yang
disebut dentin) sehingga tidak terlalu peka terhadap rangsang.