Untuk
menghindari obesitas, tentunya diperlukan diet yang sehat. Telah
berhasil melaksanakan diet namun tidak bisa memeliharanya? Sebuah studi
baru dari Denmark menyarankan agar Anda lebih mengonsumsi protein tinggi
dan rendah karbohidrat olahan atau kini lebih dikenal dengan low-glycemic index (GI). Roti gandum adalah contoh makanan low-GI yang paling baik untuk Anda konsumsi.
Apa itu glycemic index (GI)?
Menurut Dr. Thomas Meinert Larsen –rekan penulis dari studi Denmark ini –dalam New England Journal of Medicine, glycemic index (GI) adalah sebuah ukuran dari kemampuan karbohidrat untuk meningkatkan gula darah, apapun yang mengandung low-GI dapat menyebabkan peningkatan darah berjalan lebih lambat.
Larsen
berpendapat bahwa, efek mengenyangkan yang kuat dan regulasi gula darah
yang lebih seimbang dapat menjadi alasan mengapa makanan dengan protein
tinggi dan juga low-GI dapat menjadikan berat badan lebih terkontrol setelah melaksanakan diet.
Penelitian ini melibatkan 938 orang dewasa dengan body mass index
(BMI) rata-rata sebesar 34, yang dianggap sebagai obesitas. Terdapat
773 orang dari angka tersebut telah berhasil melaksanakan tahap awal
dari penurunan berat badan dengan baik. Setelah itu mereka ditugaskan ke
salah satu dari lima rencana pemeliharaan berat badan yang berbeda:
- Diet rendah protein (13% dari energi) dan GI tinggi
- Diet rendah protein dan low-GI
- Diet tinggi protein (25% dari energi) dan low-GI
- Diet tinggi protein dan GI tinggi
- Control group, dimana mereka tidak mendapat tugas diet yang khusus
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa GI memiliki peran penting di sini,
orang-orang yang mengikuti cara diet dengan rendah protein ataupun
dengan GI yang tinggi telah mendapatkan beratnya kembali lebih banyak
daripada orang-orang yang mengikuti cara pemeliharaan diet dengan low-GI.
Terdapat kontroversi besar tentang peran glycemic index pada
umumnya dan pengobatan obesitas pada khususnya. Namun penelitian ini
memberikan bukti yang kuat untuk mendukung pentingnya konsep glycemic index rendah.
Pada intinya, caranya adalah hanya dengan mengganti makanan yang
mengandung lebih rendah karbohidrat, dan yang penting lagi adalah dengan
tidak menjadikan makanan berkarbohidrat tersebut menjadi satu-satunya
makanan yang Anda makan saat itu.
Anda
bisa menambahkan menu makanan sehat Anda dengan makanan yang mengandung
tinggi protein dan juga sayuran. Protein tinggi di sini bukanlah berupa
potongan besar iga sebesar 16 ons, ataupun makanan berprotein yang
sangat tinggi seperti yang dipopulerkan di beberapa produk diet rendah
karbohidrat, tetapi lebih mengarah kepada makanan dan minuman berprotein
tinggi yang alami seperti yoghurt tanpa rasa yang
rendah lemak dan tinggi protein, keju rendah lemak, sepotong kecil
daging dan ayam, ataupun kalkun goreng dengan sayuran dan pasta gandum.