Ukuran Tampilan Bentuk Tubuh Bayi Baru Lahir Normal

Inilah tampilan sang buah hati yang baru saja Anda lahirkan sebagaimana dipaparkan dr. Eric:

Ukuran
Berat badan dan panjang badan normal bayi baru lahir amat bervariasi, tergantung dari faktor keturunan, gizi, dan lainnya. Tapi umumnya, bayi baru lahir memiliki berat badan 2500-4500 gram dengan panjang badan 48-51 cm dan lingkar kepala rata-rata 35 cm.

Verniks
Setiap bayi akan diselimuti verniks atau cairan keabu-abuan, keputih-putihan, kekuning-kuningan, berminyak, dan berlendir. Pada sebagian bayi, cairan ini akan menutupi seluruh tubuh dan wajahnya. Sebagian bayi yang lain hanya pada bagian-bagian tertentu seperti wajah dan tangan yang ditutupi cairan ini. Dalam waktu 2-3 hari, verniks akan hilang dengan sendirinya.
Ubun-Ubun
Cobalah amati bagian atas kepalanya, Anda akan melihat ada yang berdenyut. Bila diraba terasa sangat lembut. Itulah ubun-ubun, letaknya di tempat tulang tengkorak yang belum sepenuhnya bertemu dan baru menyatu ketika bayi berusia sekitar 2 tahun. Ubun-ubun ditutupi kulit kepala dan suatu jaringan liat. Jagalah agar ubun-ubun jangan sampai tertekan keras.

Bentuk Kepala
Jika ibu melahirkan secara normal, si kecil akan memiliki bentuk kepala memanjang. Soalnya, saat proses persalinan, kepala bayi mengalami tekanan ringan dari rahim dan dinding vagina kala melewati panggul. Tak usah cemas, karena dalam waktu 24-48 jam, kepalanya akan kembali ke bentuk normal.
Mungkin di kepalanya juga ada caput succedaneum, yaitu pembengkakan kulit kepala yang disebabkan tekanan kepala bayi pada leher rahim yang melebar selama kala satu persalinan. Caput ini terdapat di salah satu bagian samping kepala dan besarnya bervariasi, tergantung lamanya persalinan. Caput ini keadaan normal dan akan menghilang dalam waktu 12-24 jam setelah kelahiran.

Warna Kulit
Kebanyakan bayi, kulitnya berwarna biru atau ungu muda, padahal waktu di kandungan warnanya merah muda. Tapi ini normal, kok, karena saat kelahiran bayi sempat kekurangan oksigen untuk sementara. Segera setelah bayi bernapas, barulah warna kulitnya berubah merah muda. Mungkin juga Anda akan melihat setengah bagian tubuh atas si kecil berwarna pucat dan setengah bawahnya merah. Tak apa-apa. Ini diakibatkan sirkulasi darahnya belum matang sehingga darah terkumpul di bagian bawah.

Ikterus/Kuning
Banyak bayi baru lahir yang sehat mempunyai kulit berwarna kuning. Biasanya berlangsung sampai 3 hari setelah kelahiran. Bukan berarti merupakan gejala penyakit, lo, melainkan karena darah bayi mengandung banyak sel darah merah yang pecah setelah kelahiran. Akibatnya, pigmen kuning yang disebut juga bilirubin, meningkat di dalam darah sehingga muncullah warna kuning pada kulit. Kuning ini disebut juga kuning fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama jika bayi cukup menyusu dan tak mengalami dehidrasi.

Mata
Kebanyakan bayi lahir dengan mata agak "bengkak" akibat tekanan alamiah selama persalinan, namun akan mengempis setelah beberapa hari. Mungkin Anda akan menemukan bintik-bintik merah atau ungu di kelopak matanya yang juga akan menghilang dengan berjalannya waktu. Kadang, matanya kelihatan juling dan ini normal karena otot yang mengendalikan gerakan mata masih amat lemah.

Alat Kelamin
Baik bayi lelaki maupun perempuan memiliki alat kelamin yang tampaknya lebih besar dibanding ukuran tubuhnya, terutama pada bayi prematur. "Pembengkakan" ini disebabkan adanya hormon ibu pada aliran darah bayi.

Rambut Ada bayi yang lahir dengan rambut tebal, ada pula yang tipis, dan bahkan tak berambut. Ini normal saja. Toh, rambut tersebut biasanya akan rontok dan digantikan oleh rambut baru. Yang jelas, rambut saat lahir tak bisa dijadikan patokan bahwa kelak ia akan punya rambut demikian pula.

Tanda lahir
Beberapa tanda lahir bersifat sementara namum ada juga yang menetap. Tanda lahir sementara, misal, Mongolian Spot yaitu tanda lahir berwarna kebiru-biruan yang biasanya berada di daerah bokong, punggung, atau lengan. Hemangioma juga tanda lahir sementara, warnanya kemerah-merahan, disebabkan pembuluh kapiler di bawah kulit yang berkembang lebih dari normal. Biasanya tanda lahir sementara akan hilang dalam waktu sebulan namun pada beberapa anak akan lebih lama. Tanda lahir yang bersifat menetap adalah Giant Nevus Pigmen Tosus atau tompel istilah awamnya.

RAWAT-GABUNG MEMBIKIN LEKAT IBU DAN BAYI
Penelitian membuktikan, hubungan bayi dan ibu bisa lebih lekat bila mereka dipertemukan segera setelah bayi lahir. Makanya kini banyak rumah bersalin menerapkan konsep rooming-in alias rawat-gabung atau konsep perawatan melekat. "Bayi dan ibu dirawat dalam satu ruangan namun pihak rumah bersalin tak merawat bayi melainkan ibu, sementara si bayi dirawat oleh ibu," terang dr. Eric. Tentu setelah ibu diberi guide-line; dari cara mengganti popok yang benar, cara membersihkan bila bayi BAB/BAK, sampai cara memberi ASI yang benar, dan sebagainya.

Jadi, dalam rawat-gabung, Anda benar-benar harus mandiri merawat si kecil dan tak boleh sebentar-sebentar pencet bel untuk memanggil perawat. "Perawat hanya datang untuk mengecek keadaan bayi, misal, suhunya stabil atau atau tidak. Waktu pengecekan biasanya dilakukan secara berkala, satu atau atau empat jam sekali." Anda baru boleh pencet bel bila memang ada hal penting, misal, bayi tiba-tiba dicurigai mengalami kelainan atau memang punya kelainan bawaan lahir. "Nah, pada saat ini ibu boleh bertanya, bahkan kepada dokter." Anda juga boleh pencet bel bila mau ke toilet sementara si kecil tak ada yang menunggui. Begitu pun bila Anda ingin istirahat seperti tidur, nanti perawat akan membawa si kecil ke ruang bayi. Tapi setelah Anda bangun kembali, si kecil pun akan dikembalikan lagi kepada Anda.

Bukan berarti konsep rawat-gabung diciptakan untuk menyusahkan ibu, lo. Justru konsep ini banyak manfaatnya, yakni produksi ASI lebih banyak; secara psikologis, hubungan ibu dan bayi lebih baik; frekuensi perdarahan pada ibu lebih pendek; kontraksi uterus lebih baik karena hormon yang berperan dalam kontraksi uterus berproduksi lebih bagus lantaran ibu memberi ASI lebih sering; dan hospital-stay bayi lebih pendek sehingga bayi tak perlu berlama-lama di rumah bersalin.

Bila Anda khawatir si kecil jadi lebih rentan lantaran berkontak dengan para tamu semisal dipegang-pegang atau bahkan diciumi, menurut Eric, penyelesaiannya gampang saja, "larang si tamu melakukannya. Bila perlu, minta tamu jangan masuk dulu." Nah, aman, kan, si kecil? Pendeknya, tak ada kerugian apapun buat bayi dengan rawat-gabung, "kecuali bila syarat-syarat mengunjungi bayi dilanggar semisal pengunjung belum cuci tangan langsung memegang bayi."

Sayang, tak semua rumah bersalin menerapkan rawat gabung karena beberapa alasan. "Rawat-gabung itu, kan, secara komersil enggak menguntungkan." Bukankah dengan ibu yang merawat bayi seperti layaknya di rumah berarti biayanya relatif lebih sedikit? Alasan lain, "boleh jadi rumah bersalin tersebut tak tahu kegunaan rawat-gabung sehingga tak menawarkan konsep ini."

Selain itu, banyak ibu yang manja. Mereka merasa, karena sudah datang ke rumah bersalin dan sudah membayar mahal, maka mereka ingin istirahat dan meminta pihak rumah bersalin untuk mengurusi bayinya dulu sampai mereka pulang. "Mungkin dikira rumah bersalin sama dengan hotel. Ini banyak terjadi, lo, terutama untuk kalangan orang-orang tertentu."

Tapi Anda bisa, kok, minta rawat-gabung kendati rumah bersalin tak menerapkannya. Asalkan ada kesamaan persepsi antara Anda dengan rumah bersalin. Soalnya, beberapa rumah bersalin tak bisa menerapkan rawat-gabung karena khawatir akan direpotkan oleh pasien yang sebentar-sebentar malah memanggil perawat ke kamar.













.